Rupiah Tembus Rp 16.500 per Dolar AS, Anthony: Ekonomi Indonesia Makin Suram

  • Bagikan

INDOSatu.co – JAKARTA – Tanda-tanda bahwa ekonomi Indonesia ke depan semakin suram dan terus memburuk sudah tampak di depan mata. Salah satu indikasinya, kurs mata uang Rupiah kini terus merangkak dan sudah tembus tembus Rp 16.500 per Dolar AS. Merosotnya nilai Rupiah tentu mendapat perhatian dari kalangan dan praktisi ekonomi nasional.

Anthony Budiawan, ekonom kondang yang juga Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) mengungkapkan bahwa, kurs rupiah ditutup Rp 16.486 per dolar AS pada 14 Juni 2024, menjelang liburan panjang Idul Adha 1445 Hijriyah.

Baca juga :   Kurs Rupiah Kian Anjlok, Prabowo Tak Bisa Hindari Rasio Utang

Liburan panjang, kata Anthony, merupakan kesempatan emas bagi pemerintah untuk intervensi kurs rupiah yang terus terdepresiasi tajam. Intervensi kurs rupiah pada hari pertama Idul Adha (17 Juni 2024) di pasar internasional tidak berhasil. Dolar AS masih bertahan pada kisaran Rp 16.486.

Keesokan harinya, Selasa (18/6), intervensi kurs rupiah berhasil membuat nilai tukar rupiah menguat menjadi Rp 16.376 per dolar AS. Bahkan, kata Anthony, kurs rupiah sempat menguat menjadi Rp 16.348 per dolar AS pada 19 Juni 2024, pukul 11:00 WIB. ”Penguatan ini memang tidak signifikan, tetapi mungkin sangat berarti untuk sebuah pencitraan,” kata Doktor alumni Erasmus University, Rotterdam, Belanda, itu.

Baca juga :   Bukan Lagi Masuk Akal, Anthony: Putusan MK soal Usia Capres-Cawapres Wajib Batal

Namun, seperti sudah diduga, penguatan kurs rupiah tersebut hanya bersifat temporer, karena tidak berdasarkan faktor fundamental yang bagus. Tetapi, berdasarkan intervensi alias manipulasi pasar. Sehingga, kata Anthony, penguatan kurs rupiah hanya bersifat temporer.

”Dengan menguatnya kurs rupiah secara artifisial, Bank Indonesia menahan suku bunga acuan tetap di 6,25 persen,” papar Anthony.

Baca juga :   Kinerja GoTo Buruk, Pemegang Saham Perlu Suntikan Dana Segar untuk Exit

 

Sebagai jawaban atas kebijakan Bank Indonesia tersebut, nilai tukar rupiah langsung melemah lagi. Abrakadabra, kurs rupiah tembus Rp 16.500 per dolar AS pada pukul 17:22 WIB. Bank Indonesia harus paham, bahwa pasar tidak bisa dimanipulasi.

Kalau pun harus intervensi, untuk jangka waktu lama. Manipulasi atau intervensi kurs hanya bisa bersifat temporer, dan tidak bisa menyelamatkan kondisi fundamental yang buruk. ”Akankah nilai tukar rupiah menuju Rp 17.000 per dolar AS? Who knows (entahlah)!. (adi/red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *