INDOSatu.co – BOJONEGORO – Pasca direlokasi dua bulan lalu (8/9), nasib para pemilik bangunan lapak semi permanen di Taman Bengawan Solo (TBS) yang ada di Kelurahan Ledok Wetan, Kecamatan Kota, kian tak jelas. Sebelumnya, para PKL itu telah dipindah di belakang Pasar Baru Banjarjo, yang ada di Kelurahan Banjarjo, Kecamatan Kota Bojonegoro.
Ketidakjelasan nasib mereka itu dipicu masih sepinya pembeli di pasar yang baru dibangun tersebut. Hal itu juga diperparah dengan penempatan lokasi tempat mereka berjualan, yakni ditempatkan di belakang pasar. Sehingga, dagangan mereka hampir dipastikan tidak laku. Kondisi pandemi yang tak berujung ini menjadikan ekonomi mereka kian terpuruk.
Menurut Sukamto, yang juga menjadi ketua paguyuban PKL TBS kala itu mengatakan, rencana Pemkab Bojonegoro yang merelokasi lapak mereka sama halnya dengan “membunuh” mereka secara pelan-pelan. Hal itu terbukti dengan banyaknya para PKL yang telah menempati lapak yang disediakan pemerintah kini telah meninggalkan lokasi tersebut, hal itu dikarenakan sepinya pembeli di tempat itu.
“Kita dipindah di belakang Pasar Banjarjo itu sama dengan membunuh kita, karena pasar itu kan baru dibangun dan masih sepi pembeli. Kalau kita ditempatkan di belakang pasar, terus siapa yang mau lewat sana? Sekarang saja banyak teman-teman yang meninggalkan lokasi jualan mereka. Saya sendiri nggak tau nasib mereka sekarang bagaimana.” ujar Sukamto.
Para PKL, kata Sukamto, berharap Pemkab Bojonegoro mengembalikan lapak mereka ke tempat semula, meski dengan penerapan aturan-aturan yang mengikat dari pemerintah setempat. Rencananya, lokasi Taman Bengawan Solo yang dijadikan lapak jualan para PKL, yang dibangun sekitar tahun 1998 silam itu akan dibuat taman kota. (*)