LP2 PP Muhammadiyah Gelar Pelatihan Manajemen Pimpinan Pesantren di UMM

  • Bagikan
TANTANGAN BESAR: Wakil Ketua PWM Jawa Timur Bidang Kepesantrenan Syamsudin menyampaikan sambutan pelatihan manajemen pimpina pesantren di Universitas Muhammadiyah Malang.

INDOSatu.co – MALANG – Dunia pendidikan, termasuk pesantren, saat ini menghadapi berbagai tantangan yang tidak sederhana. Menyikapi hal tersebut, pesantren perlu terus meningkatkan mutu untuk tetap relevan dan berdaya saing.

Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2) Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan kebijakan untuk menjawab kebutuhan PesantrenMu terkait standar tata kelola, kurikulum, buku ajar, dan budaya pesantren Muhammadiyah. Kebijakan ini bertujuan mendorong pesantren agar mampu beradaptasi dan berkembang lebih maju.

Dalam upaya tersebut, para mudir dan pimpinan pesantren Muhammadiyah harus mempersiapkan diri untuk perubahan yang diharapkan. Dengan kesiapan menghadapi perubahan, mereka dapat melakukan transformasi secara efektif, efisien, dan berkelanjutan, yang akan berdampak positif pada eksistensi pesantren. Diharapkan pesantren mampu merespons perubahan baik secara internal maupun eksternal.

Untuk meningkatkan kapasitas para mudir pesantren Muhammadiyah agar menjadi pemimpin yang mampu menggerakkan perubahan, LP2 PP Muhammadiyah menyelenggarakan pelatihan Manajemen Perubahan bagi para mudir pesantren Muhammadiyah se-Indonesia. Pelatihan ini akan berlangsung secara bertahap dalam empat angkatan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Baca juga :   Studi Banding Disambut Luar Biasa, Sekdin Wibowo: Ilmu dari Lamongan akan Diterapkan di Aru

Dengan pelatihan ini, para mudir diharapkan dapat mengimplementasikan perubahan di pesantren masing-masing, sehingga pesantren Muhammadiyah bisa terus berkembang dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam dunia pendidikan.

Angkatan pertama dilaksanakan pada Selasa-Rabu (14-16/05) dan dibuka oleh Asisten Rektor Universitas Muhammadiyah Malang bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Nurhakim, Wakil Ketua PWM Jawa Timur Bidang Kepesantrenan Syamsudin, dan Ketua LP2 Jawa Timur, Pradana Boy. Acara ini bertema: “Peran Mudir Pesantren Sebagai Penggerak dan Motor Perubahan untuk Mewujudkan Pesantren Berkemajuan.”

Adapun tujuannya adalah: memberikan pemahaman tentang konsep Manajemen Perubahan, memperluas wawasan dan memperkaya gagasan untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan dalam hal manajemen perubahan, mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal yang mendorong upaya perubahan, serta mampu mendesain rencana perubahan yang diharapkan pesantren dengan menggunakan pendekatan manajemen perubahan. Selain itu, para peserta juga diharapkan mampu merencanakan tindakan resistensi terhadap perubahan untuk bekerja sama mencapai tujuan yang diharapkan.

Baca juga :   Rocky Gerung Sebut Ahmad Dahlan Bangun Jogja Jadi Kota yang Berpikir

Target pelatihan ini adalah agar para mudir memahami konsep Manajemen Perubahan, menyusun rencana perubahan yang akan dilakukan dalam pengembangan pesantren, serta menyusun rencana desain perubahan pada berbagai aspek, termasuk: perubahan visi, misi, tujuan, dan strategi; perubahan struktur organisasi pesantren; perubahan budaya pesantren; perubahan kurikulum pesantren; perubahan bahan ajar pesantren; perubahan sarana dan prasarana; perubahan tata kelola keuangan; perubahan tenaga pendidik dan kependidikan; serta perubahan tata kelola kepengasuhan.

Pelatihan angkatan pertama ini dihadiri 100 mudir pesantren Muhammadiyah dari seluruh Indonesia. Dalam sambutannya, Ketua LP2 PP Muhammadiyah, Maskuri, menegaskan pentingnya akselerasi PesantrenMu yang tersebar di seluruh provinsi. Sebagian besar sangat memerlukan dukungan, terutama dalam hal sumber daya manusia (SDM), manajemen, dan penguasaan bahasa asing. Selain itu, LP2 telah menyusun instrumen akreditasi PesantrenMu dan akan melaksanakan uji publik secara bertahap.

Baca juga :   Workshop Branding, Jurnalistik, dan Desain Grafis, Wartawan INDOSatu.co Jadi Pemateri

Wakil Ketua PWM Jawa Timur berharap agar pelatihan ini memberikan keterampilan kepada para mudir untuk melakukan perubahan dalam rangka mengangkat kualifikasi pesantren Muhammadiyah menjadi unggul dengan jumlah santri yang meningkat serta memiliki ciri khas unggulan.

Setiap peserta pelatihan diwajibkan merancang rencana perubahan yang akan dilaksanakan di pesantren yang mereka pimpin. Tugas tersebut akan dipresentasikan di depan para narasumber dan akan mendapatkan berbagai masukan yang konstruktif. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *