Hari Ini Kepung Istana, Gebrak: Jokowi Tak Sejahterakan Rakyat

  • Bagikan
KEMBALI TURUN JALAN: Badan Eksekuyif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM- SI) dan gabungan berbagai elemen sipil menggelar aksi demo di Istana Merdeka. Mereka menilai, kinerja Jokowi dan Ma'ruf tidak sejahterakan rakyat.

INDOSatu.co – JAKARTA – Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI) bersama aliansi buruh kembali menggelar aksi demo di Istana Merdeka, Jakarta, hari ini. Mereka menggelar aksi demonstrasi dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada hari ini.

“Evaluasi untuk negara ini belum selesai. Masih banyak hal yang harus disuarakan. Momentum dua tahun Jokowi-Ma’ruf harus digunakan untuk memberi evaluasi terhadap kinerja Kabinet Indonesia Maju,” tulis BEM UI dalam akun Instagramnya, seperti dilihat, pada Kamis (28/10).

Titik aksi dari BEM UI berada di Patung Kuda, Jakarta Pusat. Mereka berkumpul terlebih dahulu di kampus UI sekitar pukul 08.00 WIB.

Baca juga :   Anggaran Rp 111 Triliun Tidak Terserap, Komisi X: Audit Kemendikbudristek

Massa dari BEM UI ini bergabung dengan sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak).

“Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda tahun 2021 di tengah catatan 2 Tahun kepemimpinan rezim Jokowi-MA, Pemerintah gagal mensejahterakan rakyat,” kata Ketua Sentral Gerakan Buruh Nasional (SGBN) M. Yahya.

Yahya mengungkapkan aksi unjuk rasa itu rencananya akan digelar pada pukul 11.00-17.00 WIB. Titik kumpul demonstran berada di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat. “Massa aksi kurang-lebih 500 orang,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (Kasbi) Nining Elitos mengatakan ada sejumlah tuntutan yang diusung dalam unjuk rasa itu. Pertama, tuntutan mencabut UU Nomor 11 Tahun 2019 tentang Cipta Kerja dan berbagai aturan turunannya.

Baca juga :   Guru Besar UIN Suka: Gerakan Coblos Semua Makin Besar jika MK Kabulkan Kotak Kosong

Gebrak juga mendesak penghentian pemutusan hubungan kerja (PHK), setop kriminalisasi dan penangkapan aktivis, serta menjamin persamaan hak dan perlindungan bagi pekerja rumah tangga dan buruh migran.

Mereka juga menuntut jaminan perlindungan bagi buruh di berbagai sektor, pengusutan korupsi di BPJS Ketenagakerjaan, pengembalian 58 orang pegawai KPK, penghentian pembungkaman dan represifitas terhadap gerakan rakyat.

“Tuntutan Gebrak itu cabut omnibus law UU Cipta Kerja beserta turunannya, hentikan pembungkaman dan represivitas terhadap gerakan rakyat, usut kasus korupsi BPJS, usut kasus korupsi bantuan sosial, setop PHK sepihak, hentikan kekerasan terhadap perempuan. Rezim Jokowi-Amin gagal sejahterakan rakyat,” tutur Nining.

Baca juga :   Luhut-Muhadjir Berbeda, Saleh: PPKM Kurang Sosialisasi

Beberapa elemen masyarakat yang ikut aksi di Istana pada 28 Oktober antara lain Kasbi, Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Sentral Gerakan Buruh Nasional (SGBN), Konfederasi Serikat Nasional (KSN), Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (SINDIKASI), LBH Jakarta, YLBHI, SP-Perbankan, KPR, SEMPRO, LMND-DN, hingga GMNI-Presidium. (adi/red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *