Pernyataan Anies dan Gus Imin Bikin Relawan AMIN Makin Optimistis Pilpres Dua Putaran

  • Bagikan
MERANGKAK NAIK: Pasangan capres dan cawapres nomor urut 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dalam suatu menjawab pertanyaan menyikapi hasil pilpres 2024 yang masih terus berjalan.

INDOSatu.co – YOGYAKARTA – Pernyataan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar tentang dinamika pasca-Pilpres 2024, semakin menambah optimisme di kalangan relawan dan pendukung AMIN.

Relawan AMIN Yogyakarta Muhammad Adi Alim mengatakan, perjuangan masih panjang karena pilpres dua putaran terbuka lebar.

“Konferensi pers Pak Anies dan Cak Imin menambah optimisme relawan. Kami meyakini memang betul tentang Pipres dua putaran masih terbuka lebar,” kata Muhammad Adi Alim kepada wartawan, Selasa (20/2).

Baca juga :   Dianggap Curang, Otto Hasibuan: Pemilu 2024 Justru yang Paling Damai

Pria yang akrab disapa Adi Marz ini mengungkapkan, sebagai pendukung AMIN tetap optimistis bahwa suara perubahan akan memenangkan kontestasi Pilpres 2024.

“Bagi pendukung AMIN tetap optimistis, tetap kawal suara kita, jangan termakan isu-isu penggembosan dari rezim seperti quick count, real count, Koalisi Perubahan pecah, dan lainnya,” tegas Adi Marz.

Tak hanya relawan AMIN, para pendukung 01 pun mayoritas sudah kebal dengan isu-isu pengembosan itu. “Pendukung 01 tetap optimistis bahwa Pilpres dua putaran masih terbuka lebar di depan mata,” ungkap Adi Marz.

Baca juga :   Pesan ke Kader, Megawati: Menangkan Risma-Gus Hans dan Semua Cakada dari PDIP

Dia meyakini, para relawan juga optimistis Tim Hukum Nasional (THN) AMIN bisa mengungkap fakta-fakta kecurangan, baik pra Pemilu, saat pencoblosan di TPS hingga pasca-pencoblosan.

Terungkap banyak dugaan kecurangan terjadi sebelum pemilu dimulai yang lebih banyak porsinya. Misalnya ada tekanan seperti intimidasi perangkat desa, pembagian bansos, hingga membujuk pemilih dengan imbalan.

Baca juga :   Jika Terbukti Curang TSM, Pragib Bakal Didiskualifikasi dan AMIN-Ganfud ke Putaran Kedua

Begitu juga saat hari H pelaksanaan dan pasca juga ditemukan dugaan kecurangan. “Kami menilai KPU tidak pernah mau belajar dari pemilu sebelumnya. Ini yang kita khawatirkan dari awal bahwa wasit dan panitia memang diduga kuat bermain, dalam hal ini KPU dan pemerintah dalam hal ini Jokowi,” jelasnya.

Caleg Demokrat Yogyakarta ini menilai sistem pemilu tidak diperbaiki dan cenderung abal-abal karena memang didesain menguntungkan pasangan calon yang didukung pemerintah. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *