UMM Kukuhkan Dua Guru Besar FISIP, Teliti Politisi Perempuan dan Pranata Sosial

  • Bagikan
BEDA PENELITIAN: Prof. Dr. Wahyudi Msi (kanan) dan Prof. Dr. Vina Salviana DS, MSi. Keduanya dikukuhkan menjadi dua guru besar baru dari FISIP pada Sabtu (6/1).

INDOSatu.co – MALANG – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali mengukuhkan guru besar baru pada Sabtu (6/1). Kali ini dua guru besar tersebut berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Mereka adalah Prof. Dr. Wahyudi, M.Si. serta Prof. Dr. Vina Salviana Darvina Soedarwo, M.Si. Menarinya, meski sama-sama dikukuhkan sebagai guru besar Sosialogi, keduanya.memiliki fokus penelitian yang berbeda.

Prof. Dr. Wahyudi, M.Si misalnya, yang mengkaji soal kontribusi pranata sosial kelas menengah dalam proses produksi kesadaran profetik aktor gerakan sosial untuk kedaulatan rakyat. Prof. Wahyudi melakukan studi kasus perjuangan masyarakat Samin melawan penjajah Belanda, gerakan petani Kalibakar Malang Selatan, gerakan FKAUB Malang Raya, dan gerakan perhimpunan INTI Malang Raya.

Baca juga :   Datangkan Nadiem Makarim dan Haedar Nashir, UM Surabaya Jadi Tuan Rumah Rakernas Diktilitbang

Menurut pria asal Blora ini, ketercapaian kemuliaan, keluhuran, kebajikan, kemakmuran, keadilan sosial, dan kedaulatan rakyat dalam kehidupan merupakan urusan bersama. Sekaligus juga menjadi dan tanggung jawab bersama. Karena itu, harus ada sinergisitas dharma antar semua pihak sebagai anak bangsa yang sama-sama bertempat tinggal di bumi pertiwi Indonesia.

Dia juga menjelaskan hasil kajian tentang kontribusi kelas menengah dalam produksi kesadaran profetik aktor gerakan sosial. Dapat dijelaskan bahwa kesadaran profetik itu terbangun melalui siklus dialektik antar lima komponen, yakni diri aktor, pranata sosial, penjajahan atau tekanan dari sistem dan struktur makro. Begitupun dengan rasa keterjajahan atau ketertekanan yang dirasakan rakyat serta petunjuk ilahi.

Baca juga :   Jajaki Kerja Sama, Guru Besar Law School Monash University Kunjungi UMY

Sementara itu, Prof. Dr. Vina Salviana Darvina Soedarwo, M.Si mengupas model pendidikan politik partisipatif integratif plus bagi generasi emas yang merupakan formula untuk politisi perempuan dalam membangun kualitas keluarga Indonesia. Prof. Vina memaparkan, untuk menyiapkan politisi perempuan yang berkualitas, perlu diawali dengan pendidikan politik sejak awal sebagai anggota keluarga. Apalagi, keluarga merupakan tempat awal sosialisasi nilai sosial diberikan.

“Di dalam keluarga kita belajar jujur, sopan dan saling menghargai. Dapat juga ditambahkan pengetahuan dan pemahaman tentang demokrasi dan wawasan kebangsaan sehingga akan melengkapi pengetahuan yang diterima di sekolah” ungkap Prof. Vina lebih rinci.

Baca juga :   Yandri Susanto: Universitas Islam Negeri Mampu Lahirkan Generasi Indonesia Unggul

Menurut dia, mempersiapkan suatu generasi emas sangatlah penting untuk meningkatkan kesadaran dan sikap terbaik dalam membangun keluarga yang berkualitas. Upaya itu dapat dilakukan baik oleh laki-laki maupun perempuan.

Hal itu, kata Prof. Vina, dapat diwujudkan dengan memberikan ruang kepada perempuan untuk berdaya secara ekonomi, sosial dan politik. Dengan begitu, harapan keluarga berkualitas tinggi akan memberikan kontribusi bagi tingginya poin Bangga seperti yang ditargetkan pemerintah

“Politisi perempuan akan memiliki kesadaran dan kemampuan yang memadai untuk mencapai  target Bangga yang tinggi menuju Indonesia emas. Inilah yang saya sebut sebagai model pendidikan politik partisipatif integratif plus,” pungkas Prof Vina. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *