Hasil Padi Bojonegoro Melimpah, DKPP Yakin Produksi 900 Ribu Ton Capai Target

  • Bagikan
LUMBUNG PANGAN: Aktivitas panen padi di salah satu desa di Bojonegoro. Bojonegoro merupakan kabupaten penghasil padi ketiga terbesar se- Jawa Timur.

INDOSatu.co – BOJONEGORO – Kabupaten Bojonegoro merupakan salah satu kabupaten yang turut berperan dalam menjaga ketahanan pangan Nasional. Di Jawa Timur, Kabupaten Bojonegoro berada di urutan kedua sebagai penghasil padi dengan luas baku sawah 83.197 hektare setelah Kabupaten Lamongan.

Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) pada tahun 2023 ini memiliki target produksi padi yang lumayan sangat besar, yakni sebesar 900 ribu ton. Pada tahun sebelumnya, target produksi padi 850.000 ton telah tercapai, bahkan melebihi target.

Ida Yuliastuti, Sub Koordinator Tanaman Pangan pada Bidang Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan DKPP Bojonegoro menyampaikan bahwa, produksi padi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Tahun 2022 produksi padi Bojonegoro mencapai 850.00 ton. Untuk tahun 2023 ini, dipastikan akan meningkat, karena luas tanam dan luas panennya juga meningkat dan diiringi dengan produktivitas yang meningkat pula, sehingga target 900 ribu ton dapat dicapai.

Baca juga :   Cuaca Ekstrem, Dua Hari Beruntun Terjadi Kebakaran Rumah di Kabupaten Tuban

”Dan Bojonegoro merupakan kabupaten peringkat ketiga se- Jawa Timur,” jelas Ida Yuliastuti saat diwawancarai oleh INDOSatu.co di kantornya, Kamis (7/12).

Agar produktivitas dan produksi dapat terus meningkat, Ida, sapaan akrabnya, berharap kepada para petani untuk melakukan budidaya sesuai good agricultural practice (GAP). Ia menambahkan jika terdapat perbedaan produktivitas pada daerah-daerah tadah hujan dengan daerah yang tarairi dari Bengawan Solo.

“Jadi, daerah-daerah yang tadah hujan, terutama pada musim tanam ke-2 (walikan-bahasa jawa) itu produktivitasnya cenderung turun. Tidak sebagus daerah yang Bengawan Solo. Tapi mungkin berbeda lagi jika Waduk Gongseng sudah beroperasi,” tutur Ida.

Baca juga :   Persiapkan Musim Hujan, Lamongan Revitalisasi Sungai dan Waduk Digencarkan

Ida berharap kepada para petani untuk melakukan sistem budidaya yang baik, karena petani juga memiliki peran sebagai pengamat pada sawahnya sendiri.

“Selain dari kami, petani juga harus aktif dalam berinovasi dan selalu belajar terus, dan rutin ke sawah. Bukan yang ditinggal-tinggal. Minimal satu kali dalam seminggu,” imbuhnya.

Dalam menunjang hasil pertanian agar meningkat, Pemkab Bojonegoro memiliki beberapa program khusus untuk petani, seperti pembangunan dan perbaikan saluran irigasi, program petani mandiri, sekolah lapang bagi petani, peningkatan SDM petani serta percontohan-percontohan budidaya

Ahmad, 48, salah satu petani di Desa Jampet, Kecamatan Ngasem mengaku senang dengan program-program yang dilaksanakan oleh Pemkab Bojonegoro. Dia antusias untuk menjalankan berbagai program-program DKPP yang bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi pertanian.

Baca juga :   Hari Pahlawan 2023, Bupati Lamongan: Momentum Perangi Kemiskinan dan Kebodohan

“Kartu Petani Mandiri (KPM) ini memberikan kemudahan untuk para petani, seperti mendapatkan bantuan modal dan kemudahan mendapatkan fasilitas lain seperti pupuk, meskipun kadang tetap sulit juga,” tutur Ahmad.

Ia bercerita bahwa tahun ini panen padinya cukup baik, dan mengalami kenaikan, meskipun tidak banyak. Dengan kondisi seperti ini, bisa mempertahankan hasil pertanian saja sudah, apalagi jika malah mengalami kenaikan produksi. Ahmad berharap kepada pemerintah untuk bisa menemukan solusi yang tepat untuk kelangkaan pupuk yang masih sering terjadi.

“Masalah yang sering terjadi di para petani itu, ya pupuk langka. Itu yang membuat petani sering mengeluh. Mudah-mudahan DKPP menemukan solusi dan tahun depan, masalah pupuk bisa teratasi,” pungkas Ahmad. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *