INDOSatu.co – BOJONEGORO – Selain ke Kantor Kemenag dan DPC PPP Bojonegoro, Wakil Menteri Agama RI, Saiful Rahmat Dasuki juga mengunjungi Pondok Pesantren Ar Rosyid di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro . Di Ponpes besar dan bersejarah tersebut, Saiful meresmikan Gedung Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Dalam kegiatan tersebut, tampak hadir Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto, Kepala Kemenag Bojonegoro Abdul Wahid, Perwakilan Kejaksaan Negeri, serta Perwakilan dari Polres Bojonegoro. Selain itu, juga turut hadir KH. Bardam Abd. Nasir Pengasuh Pondok Pesantren Al Munawar, jajaran Guru Al-Rosyid, serta staf pengajar STEBI Al-Rosyid dan ribuan santri Ponpes Al-Rosyid.
Peresmian gedung MI Al-Rosyid itu sendiri dilakukan setelah H. Saiful Rahmat Dasuki datang bersama rombongan, kemudian diarahkan oleh Pimpinan Pondok untuk meresmikan MI tersebut. Lantas tak berselang lama Wamenag RI yang baru dilantik sekitar 2 bulan lalu membubuhkan tanda tangan ke prasasti peresmian MI Al-Rosyid. Sambutan santri yang luar biasa dengan iringan tari penyambutan untuk Wamenag.
Sementara itu, dalam sambutannya KH. Alamul Huda Masyhur Pimpinan Pondok Pesantren Al-Rosyid mengatakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Wakil Menteri Agama dan juga Pj Bupati Bojonegoro yang telah menyempatkan untuk hadir ke pondok pesantren Al-Rosyid.
“Ini adalah waktu yang sangat mendesak atau injury time karena akan menjelang Magrib, sehingga nanti inshallah Pak Pj dan pak Wamen juga salat di rumah kami. Semoga mendapatkan berkah, berkah dari jakarta juga berkah dari Bojonegoro.” tutur Gus Huda, sapaan akrab dari KH. Alamul Huda Masyhur.
Sedangkan, PJ Bupati Bojonegoro Adriyanto dalam sambutannya juga menyampaikan terima kasih kepada Wamenag RI karena sudah bisa hadir dalam kesempatan tersebut. “Mungkin kalau di Jakarta itu saya belum bisa ketemu pak Wamen seperti ini, Alhamdulillah, saya kira tidak hanya rezeki, tapi untuk saya adalah suatu kehormatan atas kedatangan Pak Wamen di sini (Bojonegoro, Red).” ungkap Adriyanto.
Adriyanto juga berharap untuk seluruh anak anak, khususnya di Bojonegoro, tidak boleh ada yang tidak sekolah, baik sekolah di SD maupun di Pesantren. “Semua tidak ada yag boleh tidak sekolah, inshallah kita bersama-sama pak kyai, kita harus pastikan jangan sampai ada anak kita yang tidak bersekolah.” imbuh.
Pada kesempatan itu, Pj bupati asal Palembang itu juga berharap, semoga pembangunan di Pondok Pesantren terus berlanjut, dan juga terdapat fasilitas pendidikan yang memadai. Pemerintah juga akan membantu, khususnya pemerintah Kabupaten Bojonegoro. Pemkab harus bermanfaat bagi pendidikan,” pungkas Adriyanto yang disambut tepuk tangan dari ribuan santri dan tamu undangan yang hadir.
Sementara itu, Wamenag Saiful Rahmat Dasuki dalam sambutannya menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatannya hadir di agenda tersebut dikarenakan pesawatnya sempat delay hampir dua jam. Sehingga banyak acara terimbas keterlambatan tersebut.
“Pertama saya mohon maaf karena waktunya bergeser jauh dari yang kita rencanakan, tapi Alhamdulillah masih bisa hadir di tengah tengah-tengah santri pada sore hari ini.” ungkap Saiful.
Saiful juga menambahkan bahwa di Kementerian Agama salah satu programnya adalah kemandirian pesantren. Menurut Saiful, kemandirian itu adalah sebuah usaha Kemenag untuk membuat pesantren mandiri dan kuat.
“Karena pesantren merupakan ekosistem yang kuat, di Al-Rosyid saja kurang lebih ada dua ribu santri ya kiyai? Artinya di Al-Rosyid banyak potensi yang bisa digali.” kata Wakil Menteri Agama.

Pada kesempatan itu Wakil Menteri Agama itu juga mengungkapkan, salah satu legacy yang ingin ditinggalkan oleh Menteri Gus Yaqut adalah mendirikan Dirjen Pondok Pesantren. Pihaknya berkeinginan untuk mendirikan Pondok Pesantren itu dibawah satu ke Dirjenan, dengan dibawah satu ke Dirjenan, maka Pondok Pesantren akan mengelola anggaran yang utuh.
“Mudah-mudahan pondok pesantren, wa bil khusus ponpes yang seperti Al-Rosyid ini bisa tersentuh oleh pembangunan dan negara hadir untuk kepentingan Pondok Pesantren,” tambah Saiful.
Saiful juga mengungkapkan latar belakang dirinya dan Menteri Agama yang merupakan sama sama berlatar belakang seorang santri. Menurut dia, santri di negeri ini memiliki saham yang besar terhadap negeri. Karena itu, apabila santri mendapatkan jabatan, maka itu merupakan penghormatan kepada santri yang sudah semestinya.
“Yang terakhir, salah satu program lainnya adalah ada tujuh program, prioritas itu adalah moderasi beragama, tadi saya ketika hadir disini melihat gerbang masuk berlambang Garuda Pancasila, mashaallah, saya merasa inilah Islam yang sebenarnya. Pancasila memang bukan agama, tapi Pancasila merupakan kesepakatan kita bersama yang didasari oleh kesepakatan umat Islam untuk mendirikan NKRI berdasarkan Pancasila.” pungkas Saiful. (*)