Yusril Fokus Gugatan, Kubu Demokrat AHY Ingatkan Moeldoko

  • Bagikan
FOKUS DI PENGADILAN: Advokat Yusril Ihza Mahendra, mengaku memilih dokus pada gugatannya terkait judicial review teekait AD/ART Partai Demokrat. Dia tak ingin menanggapi pertanyaan Demokrat kubu AHY.

INDOSatu.co – JAKARTA – Pengacara Demokrat kubu Moeldoko, Yusril Ihza Mahendra lebih hati-hati menyikapi pernyataan Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Yusril memilih lebih fokus dengan tugasnya usai dipercaya empat kader Demokrat yang dipecat untuk mengajukan uji materi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Demokrat tahun 2020 ke Mahkamah Agung (MA).

Yusril menyindir keanehan konferensi pers yang diadakan Demokrat kubu AHY pada Ahad (3/10). Ketum Partai Bulan Bintang (PBB) itu menganggap tema konferensi pers itu terkesan mengada-ngada.

Baca juga :   Soal Somasi Sentul City, Rocky Gerung: Siapkan Gugatan Class Action

“Saya nggak mau pusing dengan konferensi pers Partai Demokrat. Apalagi judulnya ‘Demokrat Berkoalisi dengan Rakyat, Moeldoko Berkoalisi dengan Yusril’. Saya nggak mau pusing dengan koalisi-koalisian yang terkesan aneh tersebut,” kata Yusril, Senin (4/10).

Yusril memilih tak membela diri atas tudingan-tudingan yang dilontarkan Demokrat kubu AHY. Yusril merasa tugasnya saat ini bukan meladeni mereka di ruang publik.

Baca juga :   Moeldoko Sangat Berduka atas Wafatnya Max Sopacua

“Saya tetap fokus pada pekerjaan saya sebagai advokat yang menangani perkara yang telah didaftarkan di Mahkamah Agung. Kalau Partai Demokrat mau sibuk dengan gunjingan-gunjingan politik tiap hari, itu urusan mereka,” ujar Yusril.

Yusril mengaku saat ini tengah menanti keputusan Mahkamah Agung soal perkara yang diajukannya. “Saya fokus kepada persoalan hukum, yang tinggal menunggu saja kapan Mahkamah Agung akan memutus perkara itu,” ucap Yusril.

Baca juga :   Gugatan Pendukung Moeldoko Kembali Ditolak, Mehbob: Kado Akhir Tahun

Sebelumnya, Juru bicara Partai Demokrat kubu AHY, Herzaky Mahendra Putra menyatakan, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko punya dua pilihan terkait polemik Partai Demokrat. Herzaky menyatakan, pilihan pertama, Moeldoko menghentikan semua ambisinya untuk mengambil alih Partai Demokrat.

Pilihan kedua, jika Moeldoko melanjutkan ambisinya maka Demokrat kubu AHY mengancamnya bersiap untuk kehilangan uangnya, nama baik, dan kehormatannya.(ad/red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *