INDOSatu.co – JAKARTA – Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan menilai, pernyataan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia bahwa Xinyi, perusahaan kaca asal China akan investasi USD 11,8 miliar dengan menciptakan 35.000 lapangan kerja diduga tidak benar alias bohong.
Menurut benchmark internasional, kata Anthony, setiap investasi satu juta dolar AS, idealnya akan menciptakan lapangan kerja rata-rata 19 orang. Untuk sektor energi solar panel akan menciptakan sekitar 16,37 lapangan kerja untuk setiap satu juta dolar AS investasi.
Di Indonesia, ungkap Anthony, jumlah lapangan kerja per 1 juta dolar AS investasi, atau sekitar Rp 15 miliar, mungkin akan jauh lebih besar lagi: jauh lebih besar dari 20 orang tenaga kerja!
‘’Begitu rasionya dalam dunia investasi dan ketenagakerjaan. Menteri Bahlil menggunakan teori apa bisa mengatakan seperti itu,’’ kata Anthony.
Anthony lalu menganalogikan bahwa setiap investasi per satu juta dolar AS, atau Rp 15 miliar, akan menciptakan 20 lapangan kerja, maka investasi 11,8 miliar dolar AS seharusnya menciptakan 236.000 tenaga kerja baru.
‘’Karena itu, pernyataan Bahlil bahwa investasi Xinyi sebesar 11,8 miliar dolar AS hanya akan menyerap 35.000 tenaga kerja, jelas jauh dari kebenaran. Alias bohong,’’ kata Anthony.
Anthony menduga, ada dua kemungkinan efek dari penyataan Bahlil itu. Investasi Xinyi tidak sebesar yang digembar-gemborkan itu. Atau jumlah penciptaan lapangan kerja sengaja direndahkan, seharusnya lebih besar dari 58.000, tetapi mau dipenuhi dari rakyat Tiongkok?
‘’Kita patut mengkritisi hal lain yang memang tidak boleh didiamkan. Kasus yang terjadi berulang-ulang seperti itu,’’ pungkas Anthony. (adi/red)