INDOSatu.co – JAKARTA – Gebrakan para tokoh oposisi mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar mengusut Jokowi dan kedua anaknya, menyulut kepanikan Istana. Istana seperti ketakutan aibnya tercium publik.
‘’Gebrakan dan seruan itu tak ubahnya memantik rakyat bersatu untuk bangkit melawan kejahatan korupsi,’’ kata Kritikus dan Pemerhati Politik Kebangsaan, Faizal Assegaf di akun jejering sosial X (dulu bernama Twitter) yang mengizinkan dikutip INDOSatu.co, Jumat (25/8).
Disaat rakyat bersatu untuk melawan kejahatan korupsi, di lingkaran kekuasaan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo justru asyik berlomba mengemis pengaruh Jokowi.
‘’Mereka saling sikut dan hujat dipamerkan tanpa rasa malu. Publik dibuat resah dan muak,’’ kata Faizal.
Disisi lain, pada situasi itu, Anies Baswedan dan rakyat semakin solid dan masif bergerak menyatukan potensi untuk melakukan perubahan tatanan Negara yang lagi karut marut itu. Di seluruh daerah, desakan perubahan kencang bergulir. ‘’Juga melawan ketidakadilan,’’ tegas Faizal singkat.
Kemarahan rakyat dipicu oleh praktik politik ‘dinasti Fir’dodo’. Tentang watak kebohongan, kemunafikan dan kerakusan. Negara seolah menjadi lapak empuk kepentingan pribadi dan kelompok.
Aneka pesta korupsi dan dansa politik kekuasaan yang sangat culas, tanpa henti disuguhkan. Tak peduli rakyat menjerit, hidup semakin sulit oleh segala rupa beban sosial-ekonomi.
‘’Situasi tak elok itu, wajar bila para tokoh nasional, aktivis pergerakan, mahasiswa dan seluruh elemen perubahan terpaksa turun gunung beberapa hari lalu gedung KPK diserbu,’’ kata Faizal.
Selain Jokowi, nama Gibran dan Kaesang menjadi fokus perlawanan. Diduga terlibat aneka skandal korupsi dan kolusi diangkat agar diselesaikan secara hukum. KPK didesak bertindak adil dan transparan. Jangan tebang pilih!
Seperti biasa, Gibran kembali ngenyel dan ngeles. Terkesan semakin mabuk kuasa, berceloteh menantang KPK dan oposisi: “Laporkan saja kalau ada bukti”.
‘’Di balik tembok kekuasaan, Gibran seolah merasa sangat perkasa. Dia lupa, waktu semakin bergerak cepat mengusir bapaknya keluar dari Istan. Di saat itu, hukum akan berdiri tegak,’’ pungkas Faizal. (adi/red)