Aksi 10 Agustus, Faizal Berharap Bangun Kesadaran Rakyat melalui Kekuatan Moral

  • Bagikan
KESADARAN MORAL: Aksi demo buruh dan pekerja yang terjadi belum lama ini. Mereka berharap mendapatkan hak-haknya dan tidak dikebiri oleh aturan maupun UU yang menguntungkan korporasi.

INDOSatu.co – JAKARTA – Kritikus dan Pemerhati Politik Kebangsaan, Faizal Assegaf menilai bahwa, gerakan politik sporadis yang bertujuan menyulut huru-hara atau tragedi berdarah, jelas tidak elok. Sebab dikhawatirkan, ihwal tersebut justru memberi pintu masuk bagi operasi kekuasaan yang represif terhadap oposisi.

‘’Idealnya, gerakan perubahan harus dibangun dengan prinsip damai dan konstruktif. Di mana seluruh potensi yang tersedia digerakkan dalam upaya pencerahan secara masif dan terus-menerus,’’ kata Faizal Assegaf melalui akun jejering sosial X (sebelumnya, Twitter) yang mengizinkan dikutip INDOSatu.co, Selasa (8/8).

Baca juga :   Kawanan Menteri Berdasi Urusi Rumput JIS, Faizal: Norak dan Memalukan

Tujuannya, ungkap Faizal, agar terbangun kesadaran kolektif rakyat melalui kekuatan moral, intelektual dan spiritual. Bukan sebaliknya, memposisikan rakyat sebagai objek propaganda kepentingan politik sesaat.

Dalam konteks itu, kata Faizal, harus jujur diakui bahwa tidak hanya sistem dan kepemimpinan nasional yang bobrok. Namun, gerakan oposisi yang mengusung perubahan pun belum maksimal.

Baca juga :   Dilepas Jokowi, Menko PMK Pimpin Delegasi RI Bawa Bantuan Gempa ke Turki dan Suriah

‘’Akibatnya, rakyat semakin dilematis menghadapi dinamika menjelang Pemilu 2024. Para elite bangsa dan elemen gerakan di akar rumput terlihat renggang, tidak solid. Padahal, peluang perubahan terbuka lebar,’’ beber Faizal.

Kesenjangan elite bangsa dan jejaring rakyat di berbagai level, kata mantan aktivis 98 itu, menyebabkan rezim Jokowi tetap unggul dalam konsolidasi kekuasaan. ‘’Bukan rezim Jokowi kuat, tapi oposisi yang memang tidak kompak,’’ tukas Faizal.

Baca juga :   Hasnaeni Moein alias 'Wanita Emas' Laporkan Ketua KPU Pusat Dugaan Pelecehan Seksual

Semakin mendekat ke Pilpres, oposisi tampak terbelah oleh dua pilihan: Bersatu memenangkan figur Capres pro perubahan. Atau gerakan ekstra konstitusi untuk melucuti kekuasaan Jokowi.

Beredar isu 10 Agustus, sejumlah elemen rakyat akan melakukan aksi besar-besaran. Semoga demo tersebut tidak berujung chaos. Perlu ekstra hati-hati agar tidak terjebak operasi ‘po’licik’ rezim Jokowi.

‘’Selamat berjuang, tetap solid dan waspada!,’’ pungkas Faizal. (adi/red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *