Faizal Assegaf Yakin Habib Rizieq dan FPI Berpeluang Jadi Lokomotif Perubahan

  • Bagikan
JANGAN BERPURA-PURA: Kritikus dan Pengamat :Politik Kebangsaan Faizal Assegaf mengkritisi sikap rezim Jokowi soal kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina.

INDOSatu.co – JAKARTA – Kritikus dan Pengamat Politik Kebangsaan, Faizal Assegaf punya pandangan menarik soal Front Persaudaraan Islam (FPI). Faizal menilai, kurang tepat bila ada yang menuding Front Persaudaraan Islam (FPI) hanya mengandalkan konsolidasi gerakan massa. Justru di organinasi tersebut, tradisi mengaji dan kajian isu-isu strategis intensif dilakukan.

‘’Pendekatan FPI yang bersifat terbuka, memberi ruang bagi cendekiawan, ustad, ulama dan santri saling bersinergi. Dengan modal itu, gerakan FPI terbukti tangguh dan tidak bisa diredupkan,’’ kata Faizal Assegaf kepada INDOSatu.co, Jumat (21/7).

Menyimak reaksi positif yang muncul di ruang publik, kian mengakui bahwa FPI bukan ormas kaleng-kaleng. Organisasi berciri Islam yang dirintis Habib Rizieq tersebut, diyakini dapat tampil sebagai lokomotif gerakan perubahan.

Baca juga :   Dianggap Mabuk Kuasa, Kritikus Faizal Assegaf: Gibran Tantang KPK dan Oposisi

Maklum, kata Faizal, selama dua dekade, FPI telah teruji tahan-banting di arus besar pertarungan politik nasional. Hal itu tidak lepas dari sikap istiqamah Habib Rizieq Shihab dan jutaan simpatisannya memperjuangkan prinsip amar ma’ruf nahi munkar.

‘’Terlebih pada era rezim Jokowi, meski berada dalam tekanan kekuasaan yang sangat represif, namun kiprah FPI justru kian berakar di masyarakat. Hal itu terlihat dari berbagai aktivitas gerakan sosial yang terus dilakukan secara konsisten,’’ kata Faizal.

Menariknya, ungkap Faizal, belakangan ini beredar kabar bahwa Habib Rizieq dan para tokoh FPI, mulai merintis pusat kajian strategis. Tujuannya untuk memperluas partisipasi kaum intelektual dan aktivis pro perubahan.

Baca juga :   Bisa Lebih Tiga Pasang, Prabowo-Cak Imin Jadi Pasangan Ideal di Pilpres 2024

‘’Ini tentu kabar menarik. Muncul di tengah situasi yang makin krusial jelang Pilpres 2024. Kehadiran pusat kajian itu dapat berperan memetakan problem nasional secara konstruktif dan visioner,’’ beber Faizal.

Dan tentu, jelas Faiza, tidak sulit bagi Habib Rizieq untuk menggalang solidaritas dan partisipasi intelektual Islam bergabung secara serius di wadah FPI. Hal itu yang sangat dinantikan oleh berbagai kalangan.

‘’Wadah kajian strategis itu tentu tidak hanya soal Pilpres. Namun berbagai problem serius lainnya perlu dicermati dan direspon secara matang oleh FPI. Agar tidak terjebak permainan kotor misionaris politik,’’ kata mantan aktivis 98 itu.

Baca juga :   Diperiksa Tim Gabungan, Ketua KPK Firli Bahuri Akui Bertemu dengan Mentan SYL

Berkaca dari aneka pengkhianatan elite penguasa dari pilpres ke pilpres, ungkap Faizal, maka menjelang momentum Pilpres 2024, umat sangat berharap FPI lebih jeli dan waspada. Yakni kemampuan membaca dinamika secara utuh.

Mengingat, suka atau tidak, FPI telah memiliki jejaring dan modal sosial yang sangat besar. Bila potensi yang tersedia dikelola secara efektif, maka upaya konsolidasi penyatuan umat dapat diwujudkan.

‘’Habib Rizieq dan jutaan simpatisan FPI telah berada di jantung pertarungan politik yang sangat strategis. Saatnya bangkit dan rebut setiap momentum untuk memperjuangkan aspirasi seluruh rakyat,’’ pungkas Faizal. (adi/red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *