INDOSatu.co – BOJONEGORO – Tangis haru mengiringi kedatangan kloter (kelompok terbang) 23. Jamaah haji asal Bojonegoro akhirnya tiba di Pendopo Malowopati, tepatnya di samping sebelah kanan Alun-Alun Kota Bojonegoro, Sabtu (15/7) pagi.
Sebelumnya, telah datang jamaah haji pada kloter 20, 21, dan 22 dengan jumlah 1.176 jamaah haji. Untuk pagi ini, telah datang kembali di kloter 23 sebanyak 359 jamaah haji dan disambut keluarga mereka yang telah berjajar di sepanjang Jalan Mas Tumapel, Kota Bojonegoro.
Delapan bus armada telah dijadwalkan sebelumnya akan tiba pada pukul 06.00 WIB, namun ternyata mereka tiba di Alun-Alun Kota Bojonegoro pada pukul 08.42 WIB. Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kemenag Bojonegoro Muh. Abdulloh Hafith menerangkan, bahwa keterlambatan ini dikarenakan banyaknya jamaah haji yang lansia (lanjut usia), sehingga dibutuhkan waktu yang agak lama.
“Kendalanya karena banyak jamaah haji yang lansia, turunnya pun lama, nyari kopernya juga lama. Rata-rata tertunda satu jam dari prediksi awal,” terang Hafith.
Hafith mengatakan, terkait administrasi tidak ada kendala. Sedangkan masih ada satu jamaah haji yang tertinggal di Arab Saudi yang mendapat perawatan karena sakit, sehingga harus menunggu hasil cek dari dokter. Setelah sembuh akan diterbangkan ke Indonesia pada kloter selanjutnya.
Hafith juga menambahkan bahwa, ada lima jamaah haji yang meninggal dunia. Mereka dari Kloter 20, 21, 22, 23. “Ada semuanya dari empat kloter itu. Lima meninggal dunia karena sakit bawaan, ada juga yang sudah tua, tapi ada yang masih muda juga,” bebernya.
Sementara itu, salah satu jamaah haji asal Kecamatan Ngraho, Isbandi, 58, merasa bersyukur dan terharu karena pada tahun ini bisa mendapat kesempatan untuk menunaikan rukun islam yang kelima. Dia menunaikan haji bersama sang istri, Safitri, 50.
Isbandi mengaku, seharusnya dirinya mendapatkan jadwal berangkat ke Tanah Suci pada tahun 2020 silam. Namun, karena pandemi Covid-19, akhirnya ditunda hingga tahun 2023 ini. “Alhamdulillah lega, tahun ini bisa menjalankan ibadah haji bersama istri.” ungkapnya.
Selain itu, kata Isbandi, selama menjalani haji, baik ibadah di Makkah maupun di Madinah, tidak ada kendala yang berarti. Diusianya yang hampir 60 tahun, Isbandi juga tidak jatuh sakit selama proses ibadah haji berlangsung hingga kembali lagi ke tanah air.
“Saya sangat bersyukur, selama di Arab Saudi juga sehat. Kemarin sempat kena flu, tapi semoga segera sembuh dan tetap diberikan kesehatan dan bisa bertemu keluarga yang ada di rumah. “Kebanyakan sakit batuk mbak di sana itu. Seakan-akan kalau tidak batuk bukan haji, semua kena batuk.” pungkas Isbandi. (*)