INDOSatu.co – JAKARTA – Kritikus dan Pengamat Politik Kebangsaan, Faizal Assegaf menilai, bahwa kekuasaan yang semena-mena adalah investasi kejahatan dalam kelangsungan bernegara. Untuk sementara, praktik bobrok itu bebas dilakukan, tapi kelak akan berujung kemarahan rakyat.
”Diktator Soekarno yang sangat bengis, menghakhiri kekuasaan dengan aneka jejak hitam. Begitu pula Soeharto, dilengserkan oleh arus gerakan reformasi. Kedua peristiwa itu semestinya tidak terulang,” kata Faizal Assegaf kepada INDOSatu.co, Rabu (12/7).
Apa yang kini terjadi di era rezim Jokowi, kata Faizal, suka atau tidak, telah memantik ingatan rakyat pada culasnya kekuasaan di masa lalu. Masifnya berbagai gerakan perlawanan di ujung kekuasaan Jokowi menegaskan ancaman kemarahan rakyat yang serius.
”Memotret pada suara kritis rakyat jelang Pilpres 2024, telah memposisikan Jokowi sebagai musuh bersama. Seruan tangkap Jokowi, adili Jokowi dan sebagainya, makin agresif dan tak terbendung,” tegas Faizal.
Bukan hanya Jokowi, tapi Luhut Binsar Panjaitan, Erick Thohir, bahkan anak-anak presiden, menjadi sorotan tajam. Rakyat kian resah dan marah lantaran bertumpuknya ketidakadilan di negeri yang sangat jauh dari rasa adil ini.
”Maraknya kejahatan korupsi, penyingkiran hak rakyat atas ekomomi dan kekayaan alam serta segala rupa kebohongan diproduksi oleh rezim Jokowi. Semua itu telah memicu protes yang semakin mendidih,” beber Faizal.
Ironisnya, ungkap Faizal, Luhut dengan wajah garang tanpa lelah menyemburkan ocehan yang sangat menyobek hati rakyat. Begitu juga Erick Thohir makin gila berburu kekuasaan, akibatnya sejumlah BUMN menjadi lapak pencuri uang negara. ”Ini menjadi perhatian dan catatan serius seluruh rakyat,” pungas Faizal. (adi/red)