INDOSatu.co – LAMONGAN – Pemkab Lamongan menggelar Lokakarya 7 Angkatan ke-7. Kegiatan yang dibarengkan dengan pendidikan guru penggerak (PGP) dibuka secara langsung oleh Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi (Pak Yes) di Aula Gajah Mada, Lantai 7 Pemkab Lamongan, Senin (10/7).
Lamongan sendiri memiliki guru penggerak sebanyak 300 orang. Lokakarya 7 hasil panen belajar, pendidikan guru penggerak (PGP) angkatan 7 bagi wilayah mitra Provinsi Jawa Timur, diikuti sebanyak 114 calon guru penggerak yang sebelumnya telah melalui serangkaian proses sejak 6 bulan lalu untuk menjadi guru penggerak.
Dalam sambutannya, Pak Yes menuturkan, guru penggerak menjadi pembangun peradaban generasi bangsa. Sebab, pendidikan bukan sekedar mengajar atau hasil belajar, melainkan proses belajar mengajar yang melahirkan generasi bangsa yang dapat menjawab tantangan zaman.
“Guru menjadi teladan, memberi semangat, memberdayakan anak-anak didik, sehingga mereka dapat menjadi orang yang mandiri dan merdeka nantinya, karena tantangan peradapan mereka berbeda dengan tantangan yang kita hadapi saat kita masih belajar atau menjadi anak-anak. Untuk itu, kita harus memberikan kebebasan dan kemerdekaan kepada mereka untuk dapat beradaptasi apa yang akan atau sedang dihadapi,” ungkap Pak Yes.
Lokakarya panen hasil belajar yang diagendakan selama dua hari (9-10/7) dari tingkatan TK 14 peserta, SD 77 peserta, SMP 18 peserta, SMA 19 dan SMK 16 peserta, menjadi salah satu gambaran implementasi hasil proses belajar-mengajar guru dengan siswa dalam kebebasan mengeksplor kemampuan dan kreatifitas anak.
Guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran yang mampu menerapkan merdeka belajar dan turut serta mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif, dan proaktif. Diharapkan dapat terus bergerak menuju kesuksesan, yakni terciptanya sumber daya manusia yang handal di Lamongan.
“Kita harus move on, kita harus terus bergerak. Dengan bergerak itu, kita akan menuai kesuksesan, karena bergerak ini merupakan proses menuju sukses. Tugas pendidik adalah membangun peradaban, pemerintah Kabupaten Lamongan terus konsisten, fokus pada pembangunan SDM di Lamongan dan alhamdulillah indeksnya terus meningkat ini agar kualitas SDM lebih baik. Kita fokus mensukseskan merdeka belajar dengan intens, agar anak-anak bisa terus semangat belajar,” imbuh Pak Yes.
Terlebih, kata Pak Yes, melihat data penelitian terkini, gangguan mental menjadi isu yang paling banyak terjadi di kalangan anak-anak, sehingga menciptakan ruang belajar yang menyenangkan dapat menjadi salah satu solusi untuk membangun lingkungan yang lebih baik.
Abu Khaer, Kepala Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Timur mengatakan, di era perkembangan yang serba cepat, orang tua dan guru dituntut untuk dapat menghadapi secara bijaksana dengan menguprade dan mengupdate minset maupun skillset yang dimiliki.
“Teknologi komunikasi menjadi tools, semangat untuk kita semua, tapi secanggih-canggihnya teknologi komunikasi tidak bisa menggantikan peran bapak ibu guru. Teknologi komunikasi mempunyai daya yang sangat luar biasa, tapi juga perlu adanya hal yang perlu kita antisispasi. Sehingga, ketika anak diberikan tontonan wajib untuk dipilihkan tontonan mana yang selayaknya dapat menjadi tuntunan,” kata Abu Khaer.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan, Munif Syarif dalam laporannya mengatakan, untuk meningkatkan mutu pendidikan di Lamongan, Pemkab Lamongan setelah melaunching 1000 pengimbasan PGP di tahun lalu, dan mencanangkan tahun ini, akan melakukan penambahan kuota menjadi 2.700 pengimbasan PGP.
“Ini merupakan salah satu program agar guru yang berada di zona nyaman, atau guru yang selama ini menjalankan profesinya merasa sudah cukup dan tidak perlu lagi memerlukan peningkatan kompetesi dan kemampuan secara prefesional,” ujarnya.
Pengimbasan PGP merupakan terobosan dunia pendidikan dalam meningkatkan kualitas tenaga pendidik yang bertujuan mengajak pendidik lainnya. (*)