INDOSatu.co – JAKARTA – Denny Indrayana, pendiri INTEGRITY Law Firm akhirnya buka-bukaan terkait dukungannya terhadap Bacapres Anies Baswedan. Diakui Denny, bahwa dirinya sudah lama kenal baik dengan Anies. Bahkan, dia menyebut Anies pernah berjuang bersama. Termasuk bersama-sama di Tim 8 bentukan Presiden SBY saat melawan kriminalisasi atas pimpinan KPK.
”Kami sempat berjuang bersama melawan gugatan hukum para oligarki atas pencabutan izin reklamasi di Jakarta dan masalah lahan pembangunan Jakarta International Stadium,” kata Denny dalam akun twitter-nya, Sabtu (10/6).
Alasan memilih berjuang bersama Anies diakui Denny lebih mudah, lantaran keduanya sudah lama saling kenal. Bahkan, saat masih menempuh pendidikan di UGM Yogyakarta, Denny memanggil Anies ‘Mister President”.
”Saya tahu pribadi dan gaya kepemimpinan Anies sejak sama-sama di UGM, sejak Anies menjadi Ketua Senat Mahasiswa pada level universitas, dan Ganjar Pranowo menjadi Ketua Mahasiswa Pencinta Alam Majestic 55, pada level Fakultas Hukum UGM,” kata Denny.
Denny lebih memilih Anies Baswedan karena chemistry dan nasib yang kurang lebih sama. Ketika maju Pilgub Kalsel, Denny pun tidak punya partai, tidak memiliki dana yang memadai. ”Saya hanya sedikit lebih beruntung, tidak perlu sampai berutang, sebagaimana Anies di Jakarta,” kata Denny.
Berbeda dengan perjuangan Ganjar dan Prabowo yang merupakan kader utama, sehingga lebih mudah mendapatkan dukungan partai masing-masing, PDI Perjuangan dan Gerindra. Sementara perjalanan Anies Baswedan lebih menantang.
”Dia (Anies, Red) menunjukkan kapasitas dan integritas lebih, sehingga punya daya tawar politik di hadapan Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS,” kata Denny.
Berbeda dengan pendanaan Ganjar dan Prabowo, yang akan berlimpah pendanaan dari banyak konglomerat, Anies Baswedan saya duga, akan berat berjuang untuk mencukupi dana kampanyenya. Problem yang sama juga saya hadapi ketika maju di Pilgub Kalsel.
Karena insting politik dan hati nurani itulah, Denny akhirnya memilih bersanding dengan orang yang dizalimi untuk berjuang bersama, meskipun survei Anies katanya di urutan nomor tiga.
”Perjuangan ini bukan hanya sekedar soal kalah dan menang, tetapi lebih penting, ini adalah perjuangan menegakkan hukum yang lebih adil dan lebih antikorupsi,” beber Denny.
Yang mengejutkan, ungkap Denny, suatu ketika saat menawarkan jasa hukum ke satu partai politik, Ketua Umumnya mengatakan partai tersebut akan memakai jasa kantor Denny INTEGRITY, cuma syaratnya hanya satu. Denny diminta tidak boleh mendukung Anies Baswedan sebagai capres. Ketika Denny tanyakan kenapa demikian?
”Karena saya harus memikirkan keselamatan hidup partai saya,” ujar Denny tanpa menyebut ketua umum partai yang dimaksud. Akhimya, kerja sama miliaran rupiah itu pun batal dijalankan.
Karena fakta itulah, Denny kembali memilih untuk berjuang. Memilih untuk mendaki jalan terjal menuju puncak kejayaan, ketimbang bersantai berpangku tangan melihat hukum Indonesia dipermainkan, ketimbang diam menonton keadilan diperjualbelikan.
”Saya, Denny Indrayana, anggota Partai Demokrat, menjadi caleg DPR RI di Dapil II Kalimantan Selatan, dan sekaligus memperjuangkan Anies Baswedan sebagai Presiden Republik Indonesia,” pungkas pria yang juga Guru Besar UGM Yogyakarta (2010-2018) itu. (adi/red)