Segera Bebas, Anas Diminta Andi Arief Minta Maaf, Rahmad: SBY yang Membuat Karam Demokrat

  • Bagikan
BEDA TAJAM: Ketua Bappilu Partai Demokrat, Andi Arief (kiri) dan Kornas Sahabat Anas Urbaningrum, Muhammad Rahmad (kanan) mengungkit perjalanan Partai Demokrat (DP) era Anas Urbaningrum dan era SBY.

INDOSatu.co – JAKARTA – Koordinator Nasional Sahabat Anas Urbaningrum (Kornas Sahabat AU), Muhammad Rahmad akhirnya merespon pernyataan Ketua Bappilu Partai Demokrat, Andi Arief yang meminta Anas Urbaningrum segera meminta maaf secara terbuka kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Demokrat karena Anas dinilai telah membuat karam Demokrat. Rahmad menilai, permintaan Andi Arief itu berlebihan dan salah alamat.

Rahmad lalu mengungkapkan, saat Anas Urbaningrum memimpin Partai Demokrat, elektabilitas Partai berada di posisi 32 persen. Elektabilitas Partai tertinggi saat itu. Saat itu, ungkap Rahmad, Demokrat juga dinilai publik sebagai partai yang sangat demokratis. ”Yang benar saja kalau ngomong. Apa nggak malu sama publik? Terbalik dong mestinya,” kata Rahmad kepada INDOSatu.co, Senin (19/4).

Baca juga :   Soal Gubernur Lucas Enembe, Andi Arief: Jadi Tersangka, setelah Tolak Wagub Usulan Jokowi

Ketika itu, kata Rahmad, SBY kemudian menggusur Anas dengan berbagai cara dan upaya. Rahmad mengajak Andi Arief untuk mengingat memori saat SBY berpidato yang ditujukan khusus ke KPK dari Jeddah. Yaitu agar KPK segera menetapkan status Anas. Jika salah katakan salah. Jika tidak salah, tolong dijelaskan kenapa tidak salah.

”Jangan lupa statemen Pak SBY saat itu. Publik mencatat pernyataan Pak SBY sebagai lembaran yang akan terbuka pada saatnya nanti,” kata Rahmad.

Baca juga :   Hadirkan Dua Saksi, Kubu Moeldoko Bakal Mati Kutu

Rahmad juga menilai, bahwa SBY lah yang mengaramkan kapal Partai Demokrat. Awalnya hanya dibocorkan. Berharap, setelah Anas berhasil digusur, SBY bisa tampil sebagai pahlawan yang menyelamatkan kapal Partai Demokrat. Perkiraan SBY meleset. Ternyata Demokrat betul betul karam akibat ulah SBY.

”Bahkan perolehan suara Demokrat terendah sepanjang sejarah dan itu terjadi di era SBY waktu menjadi Ketua Umum, 2014 dan 2019,” beber Rahmad.

Dengan fakta-fakta tersebut di atas, kata Rahmad, sudah seharusnya SBY yang meminta dan mohon ampun kepada Allah SWT serta minta maaf secara kepada Anas Urbaningrum. Selain itu, SBY juga perlu meminta maaf pula kepada pendiri dan kader-kader Partai Demokrat di seluruh Indonesia.

Baca juga :   PTUN Tolak Gugatan Moeldoko dan Jhonny Allen Lawan Menkumham

”Saya percaya, Pak SBY sebetulnya orang baik yang bersedia minta maaf kepada Mas Anas. Saya juga yakin, Mas Anas akan membuka pintu maaf untuk Pak SBY. Bahkan, saya bersedia menjadi penghubung dan menyampaikan pesan khusus itu kepada Mas Anas, jika Pak SBY berniat minta maaf,” pungkas Rahmad. (adi/red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *