Harga Komoditas Kebutuhan Pokok di Pasar Kota Bojonegoro Relatif Stabil

  • Bagikan
HARGA TERKENDALI: Penampakan dan suasana Pasar Kota Bojonegoro di awal Ramadan. Harga kebutuhan pokok masih stabil. kalau pun terjadi kenaikan dan penurunan harga, masih dalam batas toleransi.

INDOSatu.co – BOJONEGORO – Sebagian besar harga komoditas kebutuhan pokok di Pasar Kota Bojonegoro sebelum dan memasuki awal Ramadan masih stabil. Hanya satu komoditas saja yang mengalami penurunan, yakni harga telur. Itu pun sebelum Ramadan, harga telur juga mengalami lonjakan harga. Kini di awal Ramadan, harga telur Rp 29 ribu per kilogram.

‘’Sebelumnya, harga telur memang mengalami naik-turun harga. Kini harganya Rp 29 ribu per kilogram,’’ kata Mbak Lina, salah seorang pedagang di Pasar Kota Bojonegoro kepada INDOSatu.co, Kamis (23/3).

Pada pertengahan bulan, sebelum Ramadan, tepat saat musim megengan, harga telur melambung menjadi Rp 30 ribu per kilogram. Namun di awal bulan Ramadan, harga telur turun menjadi Rp 29 ribu per kilogram.

‘’Harga (telur Rp 29 ribu per kilogram, Red) itu tegolong tinggi. Sebab kalau hari biasa, harga telur malah berkisar antara Rp 26 ribu-Rp 27 ribu per kilogram,’’ kata Lina.

Baca juga :   Minimalisasi Kekerasan Anak dan Perempuan, Lamongan Luncurkan Spiker Perak

Selain soal harga telur, Lina juga menjelaskan harga berbagai kebutuhan pokok untuk urusan dapur itu. Garam grosok misalnya, juga mengalami kenaikan. Jika sebelumnya per kilogram Rp 4.000, kini harga naik menjadi Rp 6.000 per kilogram.

Naiknya harga garam itu, kata Lina, bukan karena bulan Ramadan, tapi lebih disebabkan faktor cuaca yang tidak mendukung, sehingga tidak mudah untuk mendapatkan garam di pasaran. Saat cuaca hujan, para petambak garam kesulitan memanen tambaknya.

‘’Jadi, kalau masalah garam, mahalnya karena faktor cuaca. Cuaca saat ini kan kurang mendukung. Sering hujan, panas tidak terlalu, sehingga produksi garam kurang maksimal. Dampaknya ya gini ini, mengalami kenaikan,’’ kata Lina.

Baca juga :   Bikin Resah, Sembunyi di Closet, Piton 3 Meter di Semanding Diamankan Petugas Damkar

Sedangkan untuk stok minyak goreng (migor) bersubsidi harganya juga masih stabil. Bukan hanya harga yang stabil, stok migor juga tidak langka. Hanya saja, harganya naik Rp 1.000 per liter. Jika sebelumnya harga migor bersubsidi Rp 15 ribu per liter, kini harganya Rp 16 ribu. Sedangkan untuk minyak curah, justru mengalami mengalami penurunan. Yang semula Rp 16 ribu menjadi Rp 15 ribu.

“Mungkin memang dibuat seperti itu ya mbak, harganya. Ketika minyak curah turun, maka minyak kemasan yang naik harga. Begitu pula sebaliknya,’’ tutur Lina.

Sementara untuk komoditas cabai, Bu Marmi, pedagang lainnya, juga menyebutkan bahwa, harga komoditas cabai mengalami naik turun di awal Ramadan ini. Misalnya, cabai merah yang sebelum Ramadan harganya Rp 70 ribu per kilogram, kini menjadi Rp 60 ribu per kilogram.

Baca juga :   Kukuhkan Paskibraka, Bupati Minta Hayati Nilai Pancasila untuk Diri dan Lingkungan

Untuk cabai merah besar, kata Marmi, sebelum Ramadan harganya Rp 40 ribu per kilogram, kini mengalami penurunan menjadi Rp 35 ribu per kilogram. Untuk cabai merah tampar, yang semula berkisar Rp 35 ribu per kilogram, kini menjadi Rp 40 ribu per kilogram.

Marmi juga menambahkan bahwa, harga bawang putih mengalami penuruan harga. Yang awalnya berkisar harga Rp 32 ribu per kilogram kini menjadi Rp 28 ribu per kilogram, sedangkan untuk bawang merah mengalami kenaikan harga, yang awalnya Rp 30 ribu per kilogram, kini menjadi Rp 35 ribu per kilogram.

‘’Naik turunnya harga bawang ini terjadi pada seminggu terakhir ini. Stok langka jika cuaca tidak mendukung, gak ono seng ngundoh (tidak ada yang memanen, Red), mbak,” pungkas Marmi. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *