Novel Anggap Penghinaan, Terkait Tawaran Posisi di BUMN

  • Bagikan
ANGGAP PENGHINAAN: Penyidik senior KPK Novel Baswedan, mengaku geram terkait tawaran para pegawai KPK yang tidak lolos TWK untuk dipekerjakan ke BUMN.

INDOSatu.co – JAKARTA – Geram. Itulah ekspresi penyidik senior Komisi Pemberantasan korupsi (KPK) nonaktif, Novel Baswedan menyikapi isu penawaran posisi di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bagi pegawai yang tak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK). Dia menegaskan hal itu merupakan bentuk penghinaan.

“Bagi saya itu adalah suatu penghinaan. Di KPK, adalah upaya untuk berjuang melawan korupsi, tidak hanya untuk bekerja,” kata Novel Baswedan dalam keterangan, Selasa (14/9).

Novel mengaku ada sebagian pegawai TMS diminta untuk menandatangani dua surat, yakni pengunduran diri dan permohonan disalurkan ke BUMN. Menurut Novel, para pegawai itu dihubungi insan KPK lain yang diyakini sepengetahuan pimpinan lembaga antirasuah.

Baca juga :   Baliho Anies-Muhaimin di Yogyakarta Dirusak, Relawan AMIN Diminta Tidak Terprovokasi

Novel berpendapat bahwa hal tersebut semakin jelas menunjukan adanya upaya sistematis untuk membunuh pemberantasan korupsi. Menurutnya, ada kepentingan lain yang tengah mencoba menguasai KPK. “Hal ini semakin menggambarkan adanya kekuatan besar yang ingin menguasai KPK untuk suatu kepentingan yang bukan kepentingan memberantas korupsi,” katanya.

Sebelumnya, sejumlah pegawai KPK yang tidak lolos TWK disebut-sebut ditawari kerja di salah satu perusahaan BUMN. Mereka diiming-imingi posisi dengan syarat harus mengundurkan diri dari KPK secepatnya.

Baca juga :   Di Hari Kebebasan Pers Sedunia, Abdul Kharis Berpesan Sampaikan Kebenaran

KPK sendiri membantah telah meminta pegawai lembaga antirasuah yang tidak lolos TWK untuk mengundurkan diri. Terlebih meminta mereka untuk mengisi jabatan di BUMN setelah keluar dari KPK. “Yang jelas dari kita gak ada meminta pengunduran diri dan lain-lain,” kata Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron.
Ghufron mengatakan, pimpinan KPK tidak pernah memikirkan untuk menyingkirkan pegawai untuk kemudian dialihkan ke BUMN. Dia menduga tawaran tersebut berasal dari para pegawai itu sendiri yang meminta bantuan pada pimpinan KPK.

Baca juga :   Anggota DPD RI Minta Tapera Dikaji Ulang, Tawarkan Beberapa Opsi

“Artinya, mereka yang TMS kan ada macam-macam levelnya, ada yang melawan, kemudian ada yang meminta tolong. Mungkin ada yang minta tolong begitu, mereka mungkin inisiasi di antara mereka sendiri, itu mungkin. Tapi ya lihat saja perkembangannya,” katanya. (ad/red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *