Penerima LPDP Timpang, Aleg PKB Soroti Syarat Nilai Bahasa Inggris yang Terlalu Tinggi

  • Bagikan
STANDAR TINGGI: Anggota Komisi XI DPR RI, Farida Hidayati menyoroti timpangnya persentase penerimaan LPDP sebagian besar menyasar pada siswa yang tinggal di perkotaan. Juga adanya syarat nilai Bahasa Inggris yang cukup tinggi.

INDOSatu.co – JAKARTA – Anggota Komisi XI DPR RI, Farida Hidayati mengungkapkan, lulusan (output) mahasiswa-mahasiswa penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) selama ini belum terlihat. Dia menilai, LPDP masih berfokus pada pengembangan masyarakat yang memiliki peminatan dan kebutuhan semata.

Padahal, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu berharap, mahasiswa LPDP dapat membantu meringankan beban masyarakat melalui ilmu sesuai bidangnya. Farida melihat bahwa, LPDP ini hanya berfokus pada pengembangan SDM untuk pembangunan masyarakat pada bidang-bidang tertentu, misalnya bidang teknik, bidang sains, bidang ekonomi, kedokteran, agama, dan budaya.

Baca juga :   Diresmikan Besok, Gedung At Ta’awun Tower 23 Lantai Milik UM Surabaya

”Nah, yang ingin saya dapat jawaban, bagaimana penentuan jumlah proporsional untuk masing-masing bidang atau jurusan itu berdasarkan dengan kebutuhan atau peminatan?,” ujar Farida dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XI dengan Direktur LPDP Andin Hadiyanto dan jajaran di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (1/2).

Legislator Fraksi PKB dari daerah pemilihan (Dapil) IX (Bojonegoro-Tuban) Jatim itu berharap, mahasiswa yang dibiayai oleh Program LPDP dapat memberikan kontribusi terhadap solusi permasalahan masyarakat. Salah satunya dalam bidang pertanian, yakni untuk membantu peningkatan produksi hasil pertanian.

Baca juga :   Teliti Fenomena Nuansa Kpop di Pemilu 2024, Temukan Fakta Unik Penggemar Anies-Muhaimin

“Karena saya melihat sekarang ini yang dikeluhkan oleh petani itu adalah sulitnya pupuk di pasaran. Nah, ini saya pengen adanya dari mahasiswa-mahasiswa yang dibiayai program LPDP ini didorong untuk menemukan, paling tidak bisa membantu meringankan beban-beban petani ini,” harap legislator yang sebelumnya berprofesi sebagai notaris itu.

Farida juga menyoroti timpangnya persentase penerimaan LPDP masih hanya menyasar pada anak-anak yang tinggal di perkotaan. Hal ini terjadi lantaran adanya persyaratan nilai Bahasa Inggris yang cukup tinggi.

Baca juga :   Buka Sarasehan Alumni Connect PPI Dunia Bareng Wapres, Bamsoet: Manfaatkan Bonus Demografi

“Persyaratan Bahasa Inggris ini kan sangat tinggi sekali, padahal kalau akses pendidikan di daerah itu kan nggak semuanya masyarakat bisa mengakses itu. Boro-boro Pak Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia saja bisa menguasai dengan baik dan benar itu juga jarang,” pungkas Farida. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *