INDOSatu.co – SURAKARTA – Setelah Muktamar Muhammadiyah-Aisyiyah ke 48, Kota Surakarta juga dipakai untuk Munas ke-17 Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Bedanya seperti bumi dengan langit.
Saat Muktamar Muhammadiyah; mulai sidang tanwir, sidang pleno, sampai penetapan Ketua Umum terpilih, rasanya adem, nyaman, aman dan tenteram. Tetapi, begitu HIPMI bermunas, suasana panas sangat terasa sejak awal di Hotel Alila, Surakarta.
Terlihat dari baliho-baliho calon ketua umum HIPMI yang bertebaran di seluruh kota. Lalu, munculnya kelompok-kelompok pendukung masing-masing calon.
Ada 3 kandidat calon ketum BPP HIPMI yang muncul dalam Munas kali ini. Mereka adalah Akbar Himawan Buchari, Bagas Adhadhirga, dan Anggawira.
Akbar Himawan Buchari adalah pengusaha properti dan logistik. Saat ini, Akbar menjabat sebagai Wakil Ketum BPP HIPMI. Dia juga anggota DPRD Sumatera Utara dari Fraksi Partai Golkar.
Bagas Adhadhirga adalah pengusaha bidang General Aviation dan Airport. Dia juga CEO Asia Aero Technology. Di BPP HIPMI, Bagas menjabat sebagai Sekretaris Jenderal. Bagas juga chairman ASEAN Young Entreoreneurship Council (AYEC) di Indonesia.
Calon ketiga adalah Anggawira. Dia adalah pengusaha di sektor batubara. Di BPP HIPMI, Anggawira menjabat sebagai Ketua Bidang Keuangan Perbankan. Anggawira juga aktif di beberapa organisasi. Salah satunya adalah Asosiasi Pemasok Energi Minerak dan Batubara (Aspebindo). Di Kadin, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Riset dan Teknologi.
Muktamar Muhammadiyah aman dan nyaman. Di HIPMI terjadi keributan. Di jagat maya beredar video tawuran antar-pendukung Caketum. Mereka jual beli pukulan layaknya pertarungan bebas.
Di video yang beredar di dunia maya tampak beberapa peserta melakukan protes sampai naik ke area panggung. Kabarnya meraka protes tentang tata tertib sidang.
Di video lain terlihat ada jotos dan tendangan antar dua peserta. Saat dikonfirmasi, salah seorang peserta yang keberatan disebutkan namanya membenarkan hal itu.
Dia mengungkapkan, yang adu jotos itu adakah ketua tim caketum nomor 1 Akbar Buchari. Persoalannya apa belum jelas. Katanya itu soal dendam lama. (*)
