Soal Rekomendasi TGIPF, Komisi X DPR: Presiden Perlu Segera Minta Ketum PSSI Mundur

  • Bagikan
PERLU LANGKAH TEGAS: Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf meminta agar Presiden Jokowi segera menindaklanjuti rekomendasi TGIPF terkait terkait tragedi maut di Stadion Kanjuruhan, Malang.

INDOSatu.co – JAKARTA – Komisi X DPR RI meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera menindaklanjuti rekomendasi dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan. Menurut Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf, ketika rekomendasi TGIPF diberikan kepada presiden, maka presiden lah yang seharusnya melanjutkan keputusan itu melalui kebijakan presiden, sebagai prerogatif presiden. Termasuk soal Ketum PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule diminta mundur dari jabatannya.

“Jadi, bagi saya di DPR, ya ini harus dilaksanakan. Jangan sampai temuan TGIPF ini hanya berupa paper works saja yang kemudian tidak ada lanjutannya,” kata Dede Yusuf dalam keterangannya, Senin (17/10).

Dia mengatakan, dari pihak kepolisian, TNI, hingga PT LIB selaku pengelola liga sudah ditemukan yang bersalah dan menjadi tersangka. Menurut dia, kini tinggal dari PSSI yang bertanggung jawab. Ia pun mengungkapkan, dari hasil temuan tersebut, seyogyanya agar Ketum PSSI dan para Exco mundur, maka hal itu menurutnya perlu dilakukan.

Baca juga :   Ditonton Presiden, Dikalahkan Irak 2-0, Erick Thohir: Saatnya Pelatih dan Pemain Evaluasi Serius

“Nah, yang belum kan pimpinan paling atas. Pihak paling atas ini kan adalah pimpinan cabang olahraga, yaitu PSSI. Kalau temuannya sudah dikatakan oleh Pak Mahfud MD bahwa ini adalah (Ketum) PSSI harusnya mundur, ya menurut saya karena ini bencana kemanusiaan ya semua harus tanggung jawab. Namanya adalah tanggung renteng tanggung jawab,” lanjut politisi Fraksi Partai Demokrat ini.

Baca juga :   Ajak Warga Malang Prihatin Tragedi Kanjuruhan, Aremania Gelar Aksi di Jalan Raya

Dede Yusuf menegaskan, Presiden Jokowi bisa memutuskan untuk ‘memecat’ Iwan Bule dari Ketum PSSI dan jajarannya. Menurut dia, Jokowi tinggal berbicara dengan FIFA untuk mengganti para pengurus PSSI yang dianggap bertanggung jawab dalam Tragedi Kanjuruhan.

“Pimpinan tertinggi di Indonesia itu namanya presiden, bukan FIFA. Ketika presiden bisa berbicara kepada FIFA untuk tidak memberikan sanksi, presiden pun bisa bicara kepada FIFA agar PSSI ini sebaiknya diganti,” ujarnya.

Lebih lanjut, Dede Yusuf meminta agar pemerintah melakukan audit investigasi keuangan penyelenggaraan sepakbola di Tanah Air. Sebab, kata dia, saat ini industri sepak bola Indonesia telah menjadi bisnis dengan perputaran uang hingga ratusan miliar rupiah.

Baca juga :   Anggaran Rp 111 Triliun Tidak Terserap, Komisi X: Audit Kemendikbudristek

“Audit investigasi harus terjadi karena ini kan bisnis ratusan miliar (rupiah), tapi kalau saya tanya klub rata-rata kan dapatnya kecil. Dari bisnis ratusan miliar itu untuk pengamanan dan untuk penjaminan para suporter sesuai undang-undang kita tuh berapa sih alokasi yang sebenarnya? ” ucap Dede Yusuf.

“Supaya apa? Supaya nanti kedepan SOP-nya sudah jelas, biaya pengamanan sekian, biaya penyelenggaraan sekian, biaya subsidi sekian, sponsorship sekian, nah biaya jaminan keselamatan penonton dan suporter berapa? Itu harus dijelaskan,” imbuh mantan Wagub Jawa Barat ini. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *