INDOSatu.co – KUALA LUMPUR – Pembubaran parlemen oleh Perdana Menteri Malaysia, Ismail Sabri Yaakob, atas restu Raja Sultan Abdullah, direspon keras oleh tokoh oposisi yang juga ketua Partai Keadilan Rakyat, Dato Anwar Ibrahim.
‘’Tindakan (pembubaran parlemen, Red) itu bertentangan dengan kebijaksanaan yang ditonjolkan Yang di-Pertuan Agong, nasihat dan anjuran yang dibuat para ahli cuaca serta keluhan yang disuarakan ribuan rakyat Malaysia,’’ kata Anwar.
Karena pembubaran parlemen yang berimbas Pilihanraya Umum (pemilu) dipercepat itu, Anwar menjelaskan, bahwa Pakatan Harapan (koalisi partai oposisi) bersedia untuk menghadapi Pilihanraya Umum ke-15 tersebut.
Bukan hanya itu. Anwar juga bersedia menghadapi gerombolan (pengusul pemilu dipercepat, Red) yang telah mencurangi mandat Pilihanraya Umum 2018 yang lalu. Diduga, desakan pemilu dipercepat itu atas usulan anggota parlemen Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) sebagai ketua koalisi pemerintahan PM Sabri Yaakob, yang juga kader UMNO.
‘’Kami juga bersedia untuk memungkinkan sebuah masa depan yang mapan, makmur serta sebuah pemerintahan yang benar-benar prihatin dan punya sikap belas kepada nasib dan kebajikan rakyat,’’ kata Anwar.
Malaysia yang baru di bawah Pakatan Harapan nanti, kata Anwar, dipastikan bakal memberi lebih penekanan yang mendalam dalam aspek kemakmuran dan akan berusaha sebaik mungkin mengembalikan kepercayaan rakyat Malaysia.
‘’Saya menerima sepenuhnya keputusan Yang di-Pertuan Agong dalam memperkenan Parlemen dibubarkan karena Baginda bertindak berdasarkan peruntukan kuasa yang ada seperti yang termaktub di dalam Perlembagaan Persekutuan,’’ kata Anwar.
Namun, ungkap Anwar, yang dia persoalkan adalah niat pihak yang berkepentingan untuk menggelar pemilu diadakan pada saat sekarang, saat yang melanggar undang-undang.
‘’Tampaknya kabinet yang paling besar negara ini tewas dan tunduk kepada tekanan dan kedurjanaan politik yang berkiblatkan kekuasaan dan uang ringgit,’’ beber Anwar.
Pembubaran parlemen dan mempercepat pemilu dianggap Anwar merupakan penghinaan kepada rakyat Malaysia yang kini terbebani dengan kenaikan harga barang yang tinggi, gaji yang rendah, peluang pekerjaan yang tidak cukup untuk para siswa, minimnya kualitas pendidikan, akses yang sangat rendah kepada kesehatan, serta yang paling utama adalah ancaman musibah banjir serta dampak buruk dari kemelut alam dan iklim.
Musim banjir kini terjadi, kata Anwar, telah mengancam sebagian kawasan di Sabah, terutama di bandar-bandar seperti Kota Kinabalu, Tuaran dan Penampang yang dikepung air. Sebagian kawasan sungai Muar, yang berdekatan Kuala Pilah juga telah melimpah dan menenggelamkan dua kampung serta kawasan sekitar. Di Baling lapan sungai juga telah diintai bahaya banjir. Pakar cuaca, ungkap Anwar, memperkirakan hujan lebat akan terus terjadi.
Lantas manusia, partai politik dan kerajaan jenis apakah yang berani dan sanggup mempertaruhkan nyawa dan nasib rakyat dengan mengadakan Pilihanraya Umum pada saat ini?,’’ kata Anwar keheranan.
Kerajaan seolah telah diperdaya oleh kepentingkan-kepentingan mereka (penguasa) yang konon dianggap mengembalikan mandat kepada rakyat.
‘’Ya, benar kita mesti adakan Pilihanraya Umum, tetapi bukan saat sekarang. Sejak pengkhianatan maha durjana yang menginginkan Pakatan Harapan harus jatuh (kalah, Red). Padahal, rakyat telah lama menantikan saat untuk menghukum para penguasa dan para pengkhianat,’’ jelas Anwar.
Kata Anwar, saatnya untuk membetulkan negara dari kecurangan dan kebejatan ini. Oposisi harus merebut negara ini dari kerakusan perompak dan penindas, serta dari gerombolan yang sibuk memperkaya keluarga dan kroni mereka, manakala rakyat di bawah terus menderita menanggung beban hidup yang terus membengkak.
‘’Elit politik harusnya memahami kesulitan yang dihadapi rakyat saat ini untuk mendukung keluarga mereka. Kepada anak-anak muda, saya tekankan bahwa pilihanraya yang akan datang akan memberi kesan yang besar kepada masa depan rakyat dan negara. Malaysia harus bangkit!,’’ pungkas Anwar. (*)