Respon Kenaikan Harga BBM yang Diumumkan Jokowi, Netty: Kebijakan Sengsarakan Rakyat

  • Bagikan
CEKIK RAKYAT: Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani menilai, kenaikan harga BBM yang diumumkan Presiden Joko Widodo dianggap tidak peka terhadap suara dan penderitaan rakyat.

INDOSatu.co – JAKARTA – Kenaikan harga BBM yang diumumkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Sabtu (3/9) direspon keras kalangan parlemen di Gedung DPR/MPR RI Senayan. Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani adalah salah satunya.

Istri mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) itu menilai keputusan pemerintah tetap menaikkan harga BBM bersubsidi ini sama saja mencekik rakyatnya sendiri. Apapun alasannya, kenaikan harga BBM ini semakin menyengsarakan rakyat.

“Pemerintah benar-benar tidak memiliki empati. Kenaikan harga BBM Bersubsidi akan mencekik masyarakat miskin yang sudah terhimpit beban hidup akibat efek pandemi yang belum tuntas,” kata Netty dalam keterangan tertulis yang dikutip Ahad (4/9).

Baca juga :   Terkait Tinjau Ulang PSN PIK 2, Aus Hidayat: Fraksi PKS Dukung Presiden Prabowo

Menurut Netty, imbas kenaikan BBM memiliki efek domino terhadap kenaikan harga barang pokok dan berbagai komoditas, sehingga keluarga pra sejahtera yang menjadi wajah ‘wong cilik’ makin sulit memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

‘’Jangankan untuk memenuhi kebutuhan hidup, untuk memenuhi gizi saja rasa-rasanya berat. Apa yang yang seperti itu tidak dipikirkan pemerintah,’’ kata Netty.

Selain itu, kata Netty, upaya pemerintah dalam berbagai program nasional, seperti penurunan stunting, penurunan angka kematian ibu, juga terancam gagal karena rakyat tidak memiliki daya beli yang cukup. ‘’Kenaikan harga BBM itu imbasnya sangat luas, terutama terhadap ekonomi masyarakat menengah ke bawah,’’ kata Netty.

Baca juga :   Soal Perbandingan Harga BBM Indonesia-Malaysia, LaNyalla: Bisa Picu Masalah Sosial

Lebih lanjut, politisi dari F-PKS itu mengungkapkan, pekerja sektor informal seperti petani, nelayan, UMKM, sopir angkutan, pedagang keliling akan semakin sulit bertahan hidup akibat kenaikan BBM bersubsidi ini. Menurut dia, kebijakan pemerintah memberikan bantalan berupa bantuan subsidi upah atau pun BLT, kata Netty, tidak sebanding dengan dampak kenaikan BBM bersubsidi.

“Ini penyelesaian instan yang tidak efektif menutup dampak kenaikan,” kata Netty yang juga Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bidang Kesejahteraan Sosial itu.

Sebaliknya, beber dia, pemerintah seharusnya mencari terobosan untuk menambah anggaran dengan melakukan penghematan, menekan kebocoran, dan menunda pengeluaran pos infrastruktur yang tidak mendesak.

Baca juga :   Di Depan Majelis Hakim Sidang MK, LaNyalla: Pasal 222 UU Pemilu Berpeluang Lumpuhkan Negara

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai dari Pertalite, Solar, dan Pertamax. Harga terbaru BBM bersubsidi dan non-subsidi itu mulai berlaku pada Sabtu (3/9) pukul 14.30.

Harga Pertalite naik dari sebelumnya Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, Solar naik dari sebelumnya Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax naik dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *