Berkomitmen Wujudkan Daerah Surplus, Lamongan Terus Jaga sebagai Lumbung Pangan

  • Bagikan
DAERAH LUMBUNG PANGAN: Bupati Lamongan (dua dari kiri, hadap kamera) disambut pengurus Jatam saat menghadiri launching ripening pisang Cavendish jamaah tani Muhammadiyah (Jatam) Lamongan, Sabtu (12/11).

INDOSatu.co – LAMONGAN – Kabupaten Lamongan, Jawa Timur berkomitmen menjadi daerah yang surplus pangan. Dengan terus menjaga predikat sebagai daerah lumbung pangan nomor 1 se-Jawa Timur, pengembangan holtikultura, kini Lamongan kembali memberi dukungan kepada petani buah produktif, yakni petani pisang Cavendish, di Padepokan Jatam, Kecamatan Paciran, Lamongan, Sabtu (12/11).

“Pemkab Lamongan akan terus mempertahankan pangan dengan menjaga predikat sebagai daerah lumbung pangan nomor 1 se-Jawa Timur. Kita juga sudah membudidayakan holtikultura, sekarang kita dorong terus budidaya pisang Cavendish yang mempunyai potensi tinggi di pasar,” tutur Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi saat menghadiri launching ripening pisang Cavendish jamaah tani Muhammadiyah (Jatam) Lamongan.

Baca juga :   Destinasi Wisata Pantura Dominasi Angka Kunjungan Wisatawan 2024

Selain itu, diversifikasi pertanian di Lamongan menjadi perhatian Pemerintah ditengah krisis pangan yang terjadi di belahan dunia. Perhatian yang diberikan dengan cara memberi stimulus dan fasilitas pertanian kepada kelompok tani di Lamongan hingga memberikan edukasi terkait distribusi pemasaran hasil pertanian.

“Aksi kita tidak hanya memberikan alat fasilitas, tetapi kita juga memberikan edukasi tentang distribusi pemasaran hasil pertanian. Kemarin kita melakukan diskusi dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Dan dalam waktu dekat, yang akan kita ekspor ialah tanaman sorgum sebagai pengganti gandum,” terang pria nomor 1 di Kota Soto itu.

Baca juga :   Pemkab Lamongan Mulai Lakukan Penghijauan di Lapangan Gajah Mada

Menjadi bagian dari daerah yang memproduksi pisang terbesar di Indonesia, Lamongan fokus melakukan upgrade budidaya pisang, yang mana dapat menjadi katalisator pengembangan ekonomi masyarakat setempat.

“Sejak tahun 2019 menjadi tahun pertama, kami tertarik akan budidaya pisang. Kini petani pisang terus fokus melakukan budidaya pisang yang dipastikan dapat menjadi katalisator pengembangan ekonomi masyarakat setempat,” tutur Ketua Pelaksana Mukhsin.

Baca juga :   Pak Yes dan Mas Dirham Hadirkan Program Prioritas Sejahterakan Warga

Dengan tagline menanam sehat dan menyehatkan, Mukhsin juga menerangkan bahwa, hasil panen pisang Cavendish pertama di tahun 2022 ini mencapai 5 kwintal dari lahan 10 hektare yang dikelola 40 petani pisang Cavendish di Padepokan Jatam. Membutuhkan waktu 9-10 bulan menuju masa panen, adanya repening (proses penguningan) pada pisang mampu meningkatkan nilai jual hingga 14 ribu/kg dari 4 ribu/kg. Hal itu menjadi daya tarik penjualan pisang yang diberi label “Sang Surya”. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *